Kamis, 15 April 2010

Perhitungan Harga Pokok Pesanan untuk Menentukan Harga Jual Pada Konveksi Lima Jaya Agung

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam menjalankan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi tujuan utama dari perusahaan tersebut adalah menncari laba. Agar perusahaan dapat berkembang dan mempertahankan kelangsungan hidupnya, maka perusahaan berusaha untuk mendapatkan laba optimal dari setiap unit usaha yang dikerjakannya. Besar kecilnya laba yang dihasilkan merupaka ukuran kesuksesan perusahaan dalam mengelola sumber daya alam yang ada diperusahaan.

Untuk memenuhi laba yang diharapkan oleh perusahaan tentu sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi pendapatan dan laba diantarannya adalah biaya produksi, jumlah atau kuantitas penjualan dan harga jual produk. Dari faktor tersebut, yang paling penting dalam hal ini adalah biaya produksi.

Pengendalian atas biaya produksi adalah pengendalian biaya yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenagan kerja, serta biaya overhead pabrik yang dihitung dengan cara membandingkan biaya yang telah diterapak dengan biaya sebenarnya.

Perhitungan harga pokok produksi merupakan salah satu faktor yang tidak dapat ditinggalkan, sebab apabila pimpinan kurang tepat didalam menentukan harga pokok produksi mengakibatkan konsumen dapat beralih keperusahaan yang lain, sehingga memungkinkan pesanan akan berkurang. Akibat dari hal tersebut

Untuk mempertahankan usahanya perusahaan konveksi Lima Jaya Agung perlu menetapkan harga jual yang sangat sesuai dengan kualitas produk yang dihasilkan, serta sesuai dengan harga jual produk lain yang sejenis yang diperoduksi oleh perusahaan lain.

Dalam menentukan harga jual perusahaan tidak menggunakan metode tentu, perusahaan masih menggunakan cara hitung yang bersifat tradisional. Harga jual sangat berkaitan dengan kualitas produk, apabila harga jual ditetapkan oleh perusahaan tinggi, maka kualitas produk yang dihasilkan harus lebih baik, karena dengan kualitas yang baik akan mngakibatka peningkatan omset penjualan. Dengan meningkatkan omset pejualan, maka pendapatan perusahaan juga akan meningkat, diharapkan perusahaan tersebut dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya.

Dengan menentukan harga pokok produksi pesanan maka perusahaan dapat mengetahui biaya produksi yang akan dikeluarkan. Maka perusahaan dalam menentukan harga jual dari suatu pesanan harus sesuai dengan biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memperoduksi pesanan tersebut dalam mendapatkan laba yang diinginkan oleh perusahaan dapat optimal, karena harga jual yang dibebankan kepada pemesan ditentukan oleh besarnya biaya oroduksi yang dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka penulis memilih judul “PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PERUSAHAAN KONVEKSI LIMA JAYA AGUNG”.

Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

1. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah :

1. Bagaimana perhitungan harga pokok pesanan produk tas laptop pada perusahaan konveksi Lima Jaya Agung?

2. Bagaimana perhitungan harga pokok pesanan produk tas laptop dengan metode full costing?

3. Perbandingan perhitungan harga pokok pesanan yang diterapkan perusahaan dengan metode full costing dalam penentuan harga jual?

2. Batasan Masalah

Dalam penulisan ini, penulis membatasi perhitungan harga pokok pesanan melalui pendekatan full costing untuk menetapkan harga jual produk tas laptop pada perusahaan konveksi Lima Jaya Agung berdasarkan pesanan pada bulan Februari 2010.

Tujuan Penulisan

Berdasarkan uraian diatas, tujuan penulisan ini adalah :

1. Untuk mengetahui besarnya harga pokok pesanan tas laptop yang diterapkan oleh perusahaan konveksi Lima Jaya Agung.

2. Untuk mengetahui besarnya harga pokok pesanan tas laptop yang diterapkan dengan metode full costing.

3. Untuk membandingkan perhitungan harga pokok pesanan tas laptop yang diterapkan oleh perusahaan konveksi Lima Jaya Agung dengan metode full costing dalam penentuan harga jual pesanan.

Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Manfaat yang diinginkan dari penulisan ini adalah :

a. Diajukan guna melengkapi syarat-syarat untuk mencapai gelar strata sarjana muda jurusan akuntansi jenjang strata satu Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.

b. Untuk mengetahui harga jual pesanan pada produk tas laptop.

2. Bagi Perusahaan

Untuk mengetahui biaya produksi yang akan dikeluarkan dan untuk menentukan harga jual dari suatu pesanan agar perusahaan mendapatkan laba sesuai dengan yang diinginkan.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sebagai berikut :

Objek Penelitian

Objek penelitian dalam tulisan ini adalah perusahaan konveksi Lima Jaya Agung yang beralamat di Jalan Intan no.1,komplek Ambon. Jakarta Barat

Data/Variabel

Data yang digunakan diambil dari perusahaan konveksi Lima Jaya Agung berupa:

a. Data Primer

Data yang diambil secara langsung dari perusahaan konveksi Lima Jaya Agung. Dalam hal ini penulis menanyakan kepada pihak yang bersangkutan dengan penulisan ilmiah ini.

b. Data Sekunder

Penulis menggunakan data sekunder untuk melengkapi data-data yang diperlukan dalam penulisan ilmiah ini. Data sekunder yang digunakan yakni, berpedoman pada buku-buku dan bahan–bahan kuliah yang mempunyai relevansi dengan penulisan ilmiah ini maupun dari berbagai sumber lainnya yang masih berhubungan dengan materi yang digunakan penulis. Selain itu penulis juga menggunakan data berupa gambaran umum perusahaan dan perhitungan yang digunakan oleh perusahaan dalam perhitungan harga jual.

1. Metode Pengumpulan Data/variable

Untuk memperoleh data tersebut penulis menggunakan data perimer dan sekunder dengan menggunakan 2 (dua) metode yaitu :

1. Library Research (Penelitian Kepustakaan)

Pada metode ini data dikumpulkan dengan cara membaca dan mempelajari bahan kepustakaan yang ada, berupa buku-buku ilmah, buku-buku wajib atau berbagai sumber bacaan yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas oleh penulis.

2. Field Research (Penelitian Lapangan) dengan cara :

· Observasi : dilakukan denagan mengadakan tinjauan langsung ke perusahaan.

· Wawancara : dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pihak perusahaan.

2. Alat analisis yang digunakan

Dalam pembahasan dan dalam rangka mencapai tujuan penelitian yang akan diujikan penulis menggunakan analisis berupa :

a. Full costing

Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap ditambah denagn biaya nonproduksi (biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum). Dengan demikian harga pokok produksi menurut full costing terdiri dari unsur biaya produksi seperti disajikan dalam berikut ini :

Penentuan Harga Pokok Produksi

Dengan Pendekatan Full Costing

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biaya overhead pabrik variabel xxx

Biaya overhead pabrik tetap xxx +

Harga pokok produksi xxx

Biaya administrasi dan umum xxx

Biaya pemasaran xxx +

Biaya komersil xxx +

Total harga pokok produk xxx

Sumber : Mulyadi, Akuntansi Biaya, 1993, hal. 19

b.Variabel Costing

Variabel Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel ditambah dengan biaya nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap dan biaya administrasi dan umum tetap). Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi seperti disajikan dalam berikut ini

Penentuan Harga Pokok Produksi

Dengan Pendekatan Variabel Costing

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biaya overhead pabrik variabel xxx +

Harga pokok produksi variabel xxx

Biaya pemasaran variabel xxx

Biaya administrasi dan umum variabel xxx +

Biaya komersil xxx +

Total biaya variabel xxx

Biaya overhead pabrik tetap xxx

Biaya pemasaran tetap xxx

Biaya admistrasi dan umum tetap xxx +

Total biaya tetap xxx +

Total harga pokok produk xxx

Sumber : Mulyadi, Akuntansi Biaya, 1993, hal. 20

LANDASAN TEORI

Pengertian Akuntansi Biaya

pada dasarnya akuntansi biaya memiliki karakteristik dari dua tipe akuntansi yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan menghasilkan informasi terutama untuk memenuhi kebutuhan luar, sedangakan akuntansi manajemen menghasilkan informasi terutama untuk memenuhi kebutuhan para manajer dari berbagai jenjang organisasi. Karena perbedaan karakteristik pemakai informasinya, akuntansi keuangan menghasilkan informasi yang mencakup perusahaan secara keseluruhan, berorientasi pada masa yang lalu, mempunyai rentang waktu yang kurang fleksibel, dibatasi oleh prinsip akuntansi yang lazim, ringkas, teliti, sama sekali tidak menyangkut aspek perilaku manusia dalam organisasi, dan bersumber pada ilmu ekonomi. Informasi yang dihasilkan oleh akuntansi manajemen mencakup bagian dari perusahaan, berorientasi pada masa yang akan datang, mempunyai rentang waktu yang fleksibel, tidak dibatasi oleh prinsip akuntansi yang lazim, rinci, memiliki unsur taksiran yang besar, berhubungan langsung dengan perilaku manusia dalam organisasi yang bersumber pada ilmu ekonomi dan psiokologi sosial.

Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Objek kegiatan akuntansi biaya adalah biaya. (Drs.Mulyadi,M.Sc.:2005;7)

Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan menekan transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya.(R.A Supriyono:1994;21)

1. Pengertian Biaya dan Penggolongan Biaya

Pengertian biaya menurut Mulyadi (2005:8)

Biaya adalahPengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Pengertian biaya menurut Adolf Matz dan Milton Usry (1994:410) adalah:

Sebagai suatu nilai tukar, prasyarat pengorbanan yang dilakukan guna memperoleh manfaat.

Pengertian biaya menurut Supriyono (1999:16) adalah :

Harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenues) dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.

Pengrtian biaya menurut Armanto (2006:6) adalah :

Pemgorbanan-pengorbanan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi.

2. Diukur dalam satuan uang.

3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi.

4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

Jadi biaya merupakan bagian dari harga pokok yang dikorbankan didalam usaha untuk memperoleh penghasilan yang diukur dalam satuan uang untuk mendapatkan sesuatu atau tujuan dan manfat .

Penggolongan Biaya

Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal konsep: “different costs for different purpose.”

Biaya dapat digolongkan menurut :

1.Penggolongan Biaya Menurut Objek Pengeluaran

Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan bakar.”

2.Penggolongan Biaya Menurut Fungsi pokok dalam Perusahaan

Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi & umum. Oleh karena itu didalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok:

1. Biaya produksi

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan

baku menjadi produk jadi yang siap dijual. Contoh adalah biaya depresiasi mesin, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian, baik yang langsung maupun yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi.

2. Biaya pemasaran

Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contoh adalah biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan ke gudang pembeli.

3. Biaya administrasi & umum

Biaya administrasi & umum merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian Keuangan, Akuntansi, Personalia.

3.Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai

Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan:

1. Biaya Langsung

Biaya langsung merupakan biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai.

2. Biaya tidak langsung

Biaya tidak langsung atau biaya overhead pabrik merupakan biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.

4.Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya dalam Hubungannya dengan Perubahan Volume Aktivitas

Dalam hubungan dengan perubahan volume aktivitas, biaya dapat digolongkan menjadi:

1. Biaya variabel

Biaya variabel merupakan biaya yang jumlah total berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatannya. Contoh biaya variable adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.

2. Biaya semivariabel

Biaya semi variabel merupakan biaya yang berubaha tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh bisya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.

3. Biaya semifixed

Biaya semifixed merupakan biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.

4. Biaya tetap

Biaya tetap merupakan biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertantu. Contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi.

5.Penggolongan Biaya Atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya

Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua:

1. Pengeluaran modal (Capital Expenditures)

Pengeluaran modal merupakan biaya yang mempunyai manfaat lebih dari suatu periode akuntansi.

2. Pengeluaran pendapatan (Revenue Expenditures)

Pengeluaran pendapatan merupakan biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.

Pengertian Harga Pokok Produksi

Menurut Mulyadi (1993:10) pengertian harga pokok produksi adalah :

Pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi untuk memperoleh aktiva atau penghasilan.

Menurut M.P. Simangunsong (1993 :1) pengertian harga pokok adalah :

Pengorbanan sumber ekonomi diukur dengan uang yang telah terjadi untuk memperoleh aktiva atau secara tidak langsung untuk memperoleh penghasilan.

Jadi dapat dikatakan harga pokok produksi adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan yang telah terjadi untuk memperoleh aktiva atau penghasilan.

Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi

Dalam pemubuatan produk terdapat dua kelompok biaya, yaitu biaya produksi dan biaya nonproduksi. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk, sedangkan biaya nonproduksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan nonproduksi, seperti kegiatan pemasaran dan kegiatan administrasi dan umum.

Biaya produksi membentuk harga pokok produksi, yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk yang pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya nonproduksi ditambahkan pada harga pokok produksi untuk menghitung total harga pokok produk.

Pengumpulan harga pokok produksisangat ditentukan oleh cara produksi secara garis besar, cara memproduksiproduk dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu produk atas dasar pesanan dan produk atas dasar massa/proses. (Mulyadi:1993:17)

1. Metode Harga Pokok Pesanan

Metode harga pokok pesanan, yaitu metode pengumpulan biaya produksi yang diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar pesanan. (Mardiasmo:1994:27)

Perusahaan yang memproduksi berdasar pesanan, mengumpulkan harga pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok pesanan (Job order cost method). Dalam metode ini biaya-biaya produksinya dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksinya persatuan produk yang dihasilkan untuk memenuhi pesanan tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan. Metode pengumpulan biaya produksi dengan metode harga pokok pesanan yang digunakan dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pesanan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual.

b. Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk menjadi dua kelompok yaitu biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.

c. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya overhead pabrik.

d. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik diperhitungkan kedalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.

e. Harga pokok produksi perunit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan. (Mulyadi:1993:41)

2. Metode Harga Pokok Proses

Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan biaya produksi melalui departemen produksi atau pusat pertanggung jawaban biaya, yang umumnya diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk secara massa. (Mardiasmo:1994:90)

Perusahaan yang memproduksi berdasar proses, mengumpulkan harga pokok produksi dengan menggunakan metode harga pokok proses (Process cost method). Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentudan harga pokok produksi persatuanproduk yang dihasilkan dalam periode tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk periode tersebut dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan. Metode pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses produk perusahaan. Dalam perusahaan yang berproduksi massa, karakteristik produksinya adalah sebagai berikut :

a. Proses produksi bersifat terus-menerus dan produk yang dihasilkan merupakan produk massa yang bersifat standar.

b. Biaya produksi dikumpulkan dan dicatat dalam setiap departemen produksi yang ada, untuk jangka waktu tertentu (umumnya satu bulan).

c. Harga pokok produk dihitung pada akhir periode tertentu.

d. Harga pokok perunit produk dihitung dari harga pokok produk selesai periode dibagi dengan unit produk yang telah selesai dalam periode yang bersangkutan.

e. Produk yang belum selesai (masih dalam proses) pada akhir periode dicatat kedalam rekening persediaan produk dalam proses. Dalam hal ini digunakan istilah unit ekuivalen, yaitu ukuran untuk unit produk dalam proses yang disetarakan dengan unit yang teleh selesai. Tujuannya agar memudahkan perhitungan harga pokok produk dalam proses akhir periode.

f. Pada akhir periode dibuat laporan harga pokok produksi untuk setiap departemen, yang pada dasarnya berisi perhitungan harga pokok produk yang telah selesai dan yang masih dalam proses, yang dinyatakan dalam total maupun unit.

g. Biaya bahan tidak perlu dipisahkan dari biaya bahan baku dan biaya bahan pembantu, dan biaya tenga kerja juga tidak perlu dipisahkan menjadi tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung.

Metode Penentuan Harga Pokok Produksi

Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara unsur-unsur biaya kedalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam harga pokok produksi terdapat dua pendekatan, yaitu full costing dan variabel costing.

a. Full Costing

Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap ditambah denagn biaya nonproduksi (biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum). Dengan demikian harga pokok produksi menurut full costing terdiri dari unsur biaya produksi seperti disajikan dalam berikut ini :

Penentuan Harga Pokok Produksi

Dengan Pendekatan Full Costing

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biaya overhead pabrik variabel xxx

Biaya overhead pabrik tetap xxx +

Harga pokok produksi xxx

Biaya administrasi dan umum xxx

Biaya pemasaran xxx +

Biaya komersil xxx +

Total harga pokok produk xxx

Sumber : Mulyadi, Akuntansi Biaya, 1993, hal. 19

b. Variabel Costing

Variabel Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel ditambah dengan biaya nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap dan biaya administrasi dan umum tetap). Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi seperti disajikan dalam berikut ini :

Penentuan Harga Pokok Produksi

Dengan Pendekatan Variabel Costing

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biaya overhead pabrik variabel xxx +

Harga pokok produksi variabel xxx

Biaya pemasaran variabel xxx

Biaya administrasi dan umum variabel xxx +

Biaya komersil xxx +

Total biaya variabel xxx

Biaya overhead pabrik tetap xxx

Biaya pemasaran tetap xxx

Biaya admistrasi dan umum tetap xxx +

Total biaya tetap xxx +

Total harga pokok produk xxx

Sumber : Mulyadi, Akuntansi Biaya, 1993, hal. 20

Menghitung Laba/Rugi Bruto Tiap Pesanan

Untuk mengetahui apakah pesanan tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau rugi bruto, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu.

Informasi laba atau rugi bruto tiap pesanan diperlukan untuk mengetahui kontribusi tiap pesanan dalam menutup biaya nonproduksi dan menghasilkan laba atau rugi. Oleh karena itu, metode harga pokok pesanan digunakan oleh manajemen untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan untuk tiap pesanan guna menghasilkan informasi laba atau rugi bruto tiap pesanan. Laba atau rugi bruto dihitung tiap pesanan yang terdapat dalam rumus sebagai berikut :

Perhitungan Laba/Rugi Bruto Tiap Pesanan

Harga jual yang dibebankan kepada pemesan xxx

Biaya produksi pesanan tertentu :

Biaya bahan baku sesungguhnya xxx

Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya xxx

Taksiran biaya overhead pabrik xxx +

Total biaya produksi pesanan xxx -

Laba bruto xxx

Sumber : Mulyadi, Akuntansi Biaya, 1993, hal. 44

Menghitung Harga Jual Yang Akan Dibebankan Kepada Pemesan

Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan memproses produknya berdasarkan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Dengan demikian biaya produksi pesanan yang satu akan berbeda dengan biaya produksi pesanan lain, tergantung pada spesifikasi yang dikehendaki oleh pemesan. Oleh karena itu harga jual yang dibebankan kepada pemesan sangat ditentukan oleh besarnya biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu. Formula untuk menentuklan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan tersaji dalam rumus sebagai berikut :

Penentuan Harga Jual

Yang Akan Dibebankan Kepada Pemesan

Taksiran biaya produksi untuk pesanan xxx

Taksiran biaya nonproduksi yang dibebankan kepada pemesan xxx +

Taksiran total biaya pesanan xxx

Laba yang diinginkan xxx +

Taksiran harga jual yan dibebankan kepada pemesan xxx

Sumber : Mulyadi, Akuntansi Biaya, 1993, hal. 42

Kajian Penelitian Sejenis

1. Nama : Etti Koesumawati

Npm : 20200657

(PI, 2003)

“PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN PAKAIAN ANAK UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PERUSAHAAN KONVEKSI ATIK.”

Pada penulisan ini diuraikan bahwa perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan melakukan perhitungan harga pokok pesanan untuk menentukan harga jual. Penulisan ini untuk mengetahui besarnya harga pokok produksi dan penentuan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan. Dalam penulisan ini, metode yang digunakan dalam perhitungan harga pokok pesanan adalah yang diterapkan oleh perusahaan yang selanjutnya akan dibandingkan dengan metode full costing dalam penentuan harga jual dan dari hasil perhitungan tersebut akan diketahui mana yang akan lebih menguntungkan dalam penentuan harga jual, sehingga akan diketahui laba yang akan diperoleh.

Perusahaan sebaiknya menggunakan pendekatan full costing dalam penentuan harga pokok produksinya karena perhitungan harga pokok produksi pesanan dengan menggunkan metode full costing lebih akurat dibandingkan dengan metode harga pokok pesanan menurut perusahaan.

2. Nama : Imam Gozali

Npm : 20206463

(PI, 2009)

“PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN PAKAIAN ANAK-ANAK UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA KONVEKSI DAHLIA CLLECTION.”

Pada penulisan ini diuraikan bahwa perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan melakukan perhitungan harga pokok pesanan untuk menentukan harga jual. Penulisan ini untuk mengetahui besarnya harga pokok produksi dan penentuan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan. Dalam penulisan ini, metode yang digunakan dalam perhitungan harga pokok pesanan adalah yang diterapkan oleh perusahaan yang selanjutnya akan dibandingkan dengan metode full costing dalam penentuan harga jual dan dari hasil perhitungan tersebut akan diketahui mana yang akan lebih menguntungkan dalam penentuan harga jual, sehingga akan diketahui laba yang akan diperoleh.

Perusahaan sebaiknya menggunakan pendekatan full costing dalam penentuan harga pokok produksinya karena perhitungan harga pokok produksi pesanan dengan menggunkan metode full costing lebih akurat dibandingkan dengan metode harga pokok pesanan menurut perusahaan.


METODE PENELITIAN

Objek Penelitian

Sejarah Singkat Perusahaan

Lima Jaya Agung adalah sebuah konveksi yang telah berdiri sejak tahun 1997 dan telah terdaftar di Departemen Perindustrian dan Perdagangan sebagai usaha kecil. Konveksi ini beralamat di Jl. Intan no.1, komplek Ambon Jakarta Barat. Tujuan dari pemilik membuka usaha konveksi ini berawal dari keinginannya untuk mengembangkan keahlian atau kemampuannya dibidang jahit-menjahit tempat pensil dan tas yang berukuran kecil. Pada awal usahanya, konveksi ini hanya memperkerjakan beberapa orang penjahit dan masih menggunakan alat yang sederhana yaitu gunting untuk memotong bahan. Seiring berjalannya waktu dan dengan banyak banyaknya pesanan yang diterima konveksi ini maka perusahaan mengharuskan untuk menambah tenaga kerja dan mengganti alat potong bahan yaitu gunting dengan mesin potong agar pesanan yang diterima oleh konveksi ini dapat selesai tepat pada waktunya sehingga hasilnya tidak mengecewakan pemesan.

Sejak dari berdirinya usaha ini yaitu pada tahun 1997, konveksi ini banyak mengalami kemajuan-kemajuan yang cukup pesat yaitu dengan banyaknya pesanan yang diterima oleh konveksi ini. Mulai dari tahun 2000 konveksi ini sudah mulai melakukan ekspor ke beberapa negara seperti singapura dan malaysia tetapi konveksi ini melakukan ekspornya tidak dilakukan secara langsung tetapi melalui perusahaan-perusahaan perantara yang menangani masalah ekspor impor. Tetapi sebelum hasil produksinya diekspor, konveksi ini untuk pertama kali produknya dipasarkan dipertokoan-pertokoan tas dan mal-mal. Setelah konveksi Lima Jaya Agung mulai mengekspor produknya, pesanan dikonveksi ini mulai bertambah serta meluas dan sejak saat itu perusahaan konveksi ini mulai aktif sebagai supplier yang memproduksi tas laptop.

Langkah yang diambil untuk pengembangan usaha yang telah dilakukan dari tahun 2000 sampai sekarang selain memperluas tempat pemasaran serta mempertinggi kualitas mutu produknya dan juga memperluas tempat usaha yang mengakibatkan jumlah tenaga ahli dan tenaga terampil disetiap bagiannya dapat bertambah.

Usaha-usaha yang dapat dilakukan perusahaan untuk mencapai target penjualan yang dinginkan, yaitu :

1. Dengan mempercayakan penuh pada semua staf dan karyawan produksi dengan cara pendekatan hubungan kerja yang tidak ada bedanya antara satu dengan yang lainnya dan berusaha untuk meyakinkan semua pihak dengan cara menanyakan kesanggupan dari semua karyawan untuk menyelesaikan setiap pekerjaan.

2. Untuk meyakinkan karyawan tersebut, pihak perusahaan mengatakan bahwa perusahaan maju begitu pula dengan para karyawannya.

3. Pada design tas laptop, perusahaan selalu membuat atau memproduksi design baru dengan mengikuti perkembangan zaman dan selera konsumen.

Struktur Organisasi

Organisasi merupakan wadah atau sarana untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan oleh orang-orang yang mempunyai tujuan yang sama agar tujuan tersebut dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan.

Struktur organisasi konveksi Lima Jaya Agung dapat dilihat masih sederhana dimana pimpinan dalam melaksanakan perintah dan wewenang masih secara kekeluargaan.

Setiap perusahaan harus mempunyai struktur organisasi baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil, karena struktur organisasi sangat diperlukan bagi perusahaan juga karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut. Fungsi dari struktur organisasi tersebut adalah agar tidak terjadi kekacauan, kekeliruan, dan kesalahpahaman dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing karyawan.

Konveksi Lima Jaya Agung terdiri dari bagian-bagian dengan mengklasifikasikan pekerjaan hingga tidak terjadi campur tangan yang mengakibatkan kekacauan. Adapun fungsi dan tugas dari masing-masing bagian yaitu :

1. Direksi

· Mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh dalam perusahaan, sehingga dapat memberikan tugas kepada semua staf dan karyawan perusahaan.

· Menemtukan berbagai kebijakan umum perusahaan.

· Memutuskan rencana kerja perusahaan.

· Menentukan kebijaksanaan keuangan perusahaan.

· Menentukan berhasil atau tidaknya perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

· Mengadakan hubungan –hubungan dengan pihak luar yang tertentu dengan aktivitas aktivitas perusahaan.

2. Staf Direktur yang terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :

a. Bagian Keuangan

· Bertanggung jawab terhadap penerimaan dan pengeluaran uang yang dilakukan perusahaan.

· Merencanakan anggaran keuangan termasuk perhitungan harga pokok produk.

· Melaksanankan pengelolaan administrasi keuangan secara menyeluruh.

b. Bagian Produksi

Bagian produksi terdiri dari :

· Bagian potong

· Bagian jahit

· Bagian pemasangan aksesoris

Bagian-bagian ini adalah satu kesatuan yang terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Apabila ada salah satu bagian produksi tidak berjalan maka akan terjada kekacauan dibagian produksi yang akan mengakibatkan terhambatnya dalam proses produksi. Adapun tugas dari bagian adalah :

· Menyalurkan atau melaksanakan tugas yang telah ditentukan oleh direktur.

· Mengawasi semua kegiatan produksi.

· Mengawasi mutu bahan baku yang akan dipakai.

· Melakukan pengawasan dan pemeriksaan dalam suatu proses produksi.

c. Bagian Pemasaran

Tugasnya adalah memasarkan produk yang dihasilkan kepasaran ataupun tempat-tempat lain dan mencari pelanggan baru agar produk baru yang dihasilkan dapat laku dipasaran sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan yang diinginkan.

STRUKTUR ORGANISASI

KONVEKSI LIMA JAYA AGUNG




DIREKTUR


BAGIAN

KEUANGAN

BAGIAN PEMASARAN



BAGIAN

PRODUKSI

BAGIAN

POTONG

BAGIAN

JAHIT

BAGIAN

PEMASANGAN AKSESORIS

Sumber: Konveksi Lima Jaya Agung

Metode Pengumpulan Data/Variabel

Untuk memperoleh data tersebut penulis menggunakan data primer dan sekunder dengan menggunakan 2 (dua) metode yaitu :

3. Library Research (Penelitian Kepustakaan)

Pada metode ini data dikumpulkan dengan cara membaca dan mempelajari bahan kepustakaan yang ada, berupa buku-buku ilmah, buku-buku wajib atau berbagai sumber bacaan yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas oleh penulis.

4. Field Research (Penelitian Lapangan) dengan cara :

· Observasi : dilakukan denagan mengadakan tinjauan langsung ke perusahaan.

· Wawancara : dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pihak perusahaan.

Alat analisis yang digunakan

Dalam pembahasan dan dalam rangka mencapai tujuan penelitian yang akan diujikan penulis menggunakan analisis berupa :

b. Full costing

Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap ditambah denagn biaya nonproduksi (biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum). Dengan demikian harga pokok produksi menurut full costing terdiri dari unsur biaya produksi seperti disajikan berikut ini :

Penentuan Harga Pokok Produksi

Dengan Pendekatan Full Costing

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biaya overhead pabrik variabel xxx

Biaya overhead pabrik tetap xxx +

Harga pokok produksi xxx

Biaya administrasi dan umum xxx

Biaya pemasaran xxx +

Biaya komersil xxx +

Total harga pokok produk xxx

Sumber : Mulyadi, Akuntansi Biaya, 1993, hal. 19

c. Variabel Costing

Variabel Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel ditambah dengan biaya nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap dan biaya administrasi dan umum tetap). Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi seperti disajikan berikut ini :

Penentuan Harga Pokok Produksi

Dengan Pendekatan Variabel Costing

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biaya overhead pabrik variabel xxx +

Harga pokok produksi variabel xxx

Biaya pemasaran variabel xxx

Biaya administrasi dan umum variabel xxx +

Biaya komersil xxx +

Total biaya variabel xxx

Biaya overhead pabrik tetap xxx

Biaya pemasaran tetap xxx

Biaya admistrasi dan umum tetap xxx +

Total biaya tetap xxx +

Total harga pokok produk xxx

Sumber : Mulyadi, Akuntansi Biaya, 1993, hal. 20

Menghitung Laba/Rugi Bruto Tiap Pesanan

Untuk mengetahui apakah pesanan tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau rugi bruto, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu.

Informasi laba atau rugi bruto tiap pesanan diperlukan untuk mengetahui kontribusi tiap pesanan dalam menutup biaya nonproduksi dan menghasilkan laba atau rugi. Oleh karena itu, metode harga pokok pesanan digunakan oleh manajemen untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan untuk tiap pesanan guna menghasilkan informasi laba atau rugi bruto tiap pesanan. Laba atau rugi bruto dihitung tiap pesanan sebagai berikut :

Perhitungan Laba/Rugi Bruto Tiap Pesanan

Harga jual yang dibebankan kepada pemesan xxx

Biaya produksi pesanan tertentu :

Biaya bahan baku sesungguhnya xxx

Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya xxx

Taksiran biaya overhead pabrik xxx +

Total biaya produksi pesanan xxx -

Laba bruto xxx

Sumber : Mulyadi, Akuntansi Biaya, 1993, hal. 4

Menghitung Harga Jual Yang Akan Dibebankan Kepada Pemesan

Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan memproses produknya berdasarkan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Dengan demikian biaya produksi pesanan yang satu akan berbeda dengan biaya produksi pesanan lain, tergantung pada spesifikasi yang dikehendaki oleh pemesan. Oleh karena itu harga jual yang dibebankan kepada pemesan sangat ditentukan oleh besarnya biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu. Formula untuk menentuklan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan tersaji sebagai berikut :

Penentuan Harga Jual

Yang Akan Dibebankan Kepada Pemesan

Taksiran biaya produksi untuk pesanan xxx

Taksiran biaya nonproduksi yang dibebankan kepada pemesan xxx +

Taksiran total biaya pesanan xxx

Laba yang diinginkan xxx +

Taksiran harga jual yan dibebankan kepada pemesan xxx

Sumber : Mulyadi, Akuntansi Biaya, 1993, hal. 42