JINGLE "Cintailah Produk Dalam Negeri" jadi semboyan yang sering kali dilafalkan pemerintah dewasa ini. Tak hanya soal produk-produk lokal yang diiklankan, berbagai macam sepatu, batik, ataupun produk elektronik, dan juga makanan.
Gerakan cinta produk dalam negeri tentu membawa angin segar bagi pengusaha lokal Indonesia. Usai pemerintah mencanangkan gerakan "Cinta Produk Dalam Negeri", ramai-ramai usaha kecil menengah (UKM) seperti mendapat pasokan energi baru. Beragam produk nasional bermunculan. Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) menjadi tonggak kebangkitan produk lokal Indonesia.
Bicara soal produk Indonesia, tentu tak hanya soal pakaian, sepatu atau elektronik belaka. Salah satu produk Indonesia yang tak lepas dari kekhasan Indonesia adalah makanan. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki ragam masakan khas paling banyak di dunia. Puluhan bahkan ratusan makanan Indonesia dengan jenis yang berbeda- beda tersebar dari Sabang sampai Merauke.
“Untuk memperkenalkan makanan Nusantara tak perlu jauh-jauh ke tempat asalnya. Karena itu, kami fasilitasi dengan membuka tempat kuliner Nusantara ini,” ungkap Tantowi Yahya, presenter yang juga pengelola tempat wisata makanan di kawasan Jakarta City Center (JACC) beberapa waktu lalu.
Kondisi ini selain untuk membangkitkan kecintaan pada produk dalam negeri, juga untuk menjadi daya tarik terhadap turis mancanegara. Apalagi, makanan Indonesia menjadi salah satu tujuan yang dicari para wisatawan dunia. Bahkan, restoran-restoran mewah Indonesia mulai menyajikan makanan khas Indonesia dalam menu andalan mereka, lengkap dengan penyajian yang khas.
Makanan Indonesia seperti sate madura, rendang, coto makassar, combro,hingga gudeg bisa dengan mudah dicari di restoran-restoran di Indonesia. Meski kecenderungan saat ini masyarakat Indonesia menyukai makanan cepat saji, ketergantungan masyarakat terhadap makanan khas Indonesia tetap tinggi.
Buktinya, makanan khas Indonesia, di mana pun tempatnya, jadi mudah ditemui. Bahkan, untuk mencari makanan khas Padang, orang tidak perlu harus jauh-jauh pergi ke Sumatera Barat. Memang, untuk menjadikan bisnis makanan tradisional menjamur di setiap daerah tak bisa dilakukan secara singkat.
“Tentu saja, hal ini memberi peluang besar bagi masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan untuk membangkitkannya,” kata Tantowi.
Kecintaan warga terhadap makanan Indonesia perlu untuk terus ditingkatkan. Gerakan cinta produk Indonesia perlu terus didengungkan. Momen Hari Kebangkitan Nasional bisa jadi tonggak penting untuk membangunkan kesadaran akan cinta produk Indonesia, khususnya makanan. Toh, lidah Indonesia hanya cocok dengan makanan bercita rasa khas Indonesia.
Motivator Tung Desem Waringin bahkan dalam beberapa kesempatan mengatakan, kunci keberhasilan sebuah waralaba makanan berskala internasional bukan sekadar infrastruktur, tetapi sumber daya manusia di dalamnya yang memberikan pelayanan.
“Intinya, agar makanan kita juga bisa mendunia, membutuhkan inovasi tidak saja pada produk, tetapi juga strategi pemasaran,” ujarnya.
(Koran SI/Koran SI/ftr)
sumber : okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar