Kami saling berbagi, aku dan sungai. Bunga dan rumput segar menjalar ke tidur kami. Kami saling mengerti dan tak ada maksud mengkhianati.
Seperti sulur nadi, sungai sering mengulur umur permai. Sungailah yang menjaga jagung, kacang dan padi bila hujan tertahan ke bumi.
Di lubuknya yang damai, kucuci daki dan benci. Agar bersih badan dan hati ini. Kuingin juga ternak untuk minum atau mandi.
Dan sungai slalu menyambut dengan riak gelak, yang memekarkan bunga semak. Di saat begini, kami sering tertawa walau tak sampai terbahak.
Tak pernah kami berbohong. Apalagi saling memotong. Tanpa banyak omong kami saling menolong. Kusingkirkan batu-batu di pelupuknya.
Ia beri ikan-ikan untuk mengisi sepi sawah. Kami tak ingin berpisah. Dan kami bahagia. Kami berjanji akan bertemu dalam tawa bidadari surga.
Puisi-puisi A Muttaqin
Sumber : Kompas
0 komentar:
Posting Komentar